Senin, 05 Mei 2014

CLOUD COMPUTING

Jurnal Komputasi Modern

Cloud Computing                                                           
Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasikan oleh IEEE tentang Internet Computing, “Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna(client) termasuk di dalamnya adalah desktop komputer, tablet, notebook, netbook, handheld, sensor-sensor, monitor, dan lainlain”. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum yang diakses melalui suatu web browser dengan perangkat dan data yang tersimpan di server Google. Seperti halnya teknologi lain yang mempunyai dua sisi, sisi negatif dan sisi positif. Hal tersebut berlaku pula untuk Cloud Computing berupa keuntungan positif yang didapat sekaligus resiko yang harus ditanggung.Dua hal yang menjadi pro dan kontra menjadi isu tersendiri yang berkembang seiring dengan perkembangan Cloud Computing. Dan berikut ini kelebihan-kelebihan yang ditemukan dalam teknologi Cloud Computing antara lain:
1. Reduce Cost
Teknologi Cloud Computing memudahkan pengguna untuk menghemat biaya dan efisiensi lebih baik karena menggunakan anggaran yang rendah untuk sumber daya dari sebuah organisasi atau perusahaan dan lebih menekankan biaya operasi yang di anggarkan oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan realibility dan kritikan sistem yang dibangun.
2. Increase Storage
Perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi Cloud Computing dapat digunakan sebagai pusat data, dimana data-data tersimpan terpusat dan dapat diakses kesemua pengguna atau cabang-cabang dari sebuah perusahaan atau organisasi dan dapat menyimpan data lebih banyak ketimbang dengan menggunakan komputer pribadi.
3. Highly Automated
Istilah ini dapat diartikan bahwa seorang pengguna tidak perlu khawatir akan harus mengganti atau memperbaharui versi dari program yang mereka gunakan, karena sistem ini dapat melakukan sistem otomatis pembaharuan atau penggantian versi dari program tanpa harus diberikan masukkan dari seorang pengguna.

4. Flexibility
Teknologi Cloud Computing memberikan banyak sistem fleksibilitas dari metode komputansi yang lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan perkembangan yang cepat dan berubah-ubah.
5. More Mobility
Suatu perusahaan yang memiliki pegawai atau pengguna dapat melakukan akses data atau informasi dari tempat yang berbeda-beda, Cloud Computing dapat membentuk manajemen serta operasional yang lebih mudah diakses dikarenakan sistem perusahaan tergabung dalam satu Cloud sehingga dengan mudah dapat mengakses, memantau dan mengaturnya.
6. Allow IT to Shift Focus
Dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi Cloud Computing tidak perlu mengkhawatirkan server yang harus diperbaharui dan isu-isu komputansi lainnya. Kemudian beberapa pihak yang akan diuntungkan dengan adanya penerapan Cloud Computing ini, yaitu:
1. Software House : mengurangi jumlah pembajakan karena proses instalasi software hanya dapat dilakukan melalui internet.
2. Dunia Entertainment : dapat menonton televisi melalui internet (Internet TV), menonton film bioskop lewat internet, dan sebagainya.
3. Industri Game : akan dibuat banyak game berbasis internet (game online) karena aman dari pembajakan CD game.
4. Hacker : pekerja security jaringan ini akan booming karena Cloud Computing sangat membutuhkan security jaringan.
5. Internet Service Provider : ISP mulai dicari oleh banyak orang karena pada dasarnya Cloud Computing ini membutuhkan koneksi internet.
6. Industri Handheld Device : perangkat genggam akan semakin banyak diproduksi karena menjadi kebutuhan dasar bagi penerapan Cloud Computing. Kendala Cloud Computing Secara umum teknologi Cloud Computing melibatkan suatu penerapan layanan berbasis internet. Ada beberapa kendala dimana dalam saat jaringan internet lambat, maka kinerja pada cloud computing tidak dapat maksimal. Dalam teknologi Cloud Computing ada beberapa kendala yang menjadi pertimbangan user dalam menggunakannya antara lain:
1. Service Level
Artinya, kemungkinan service performance yang kurang konsisten dari provider. Inkonsistensi cloud provider ini meliputi, data protection dan data recovery
2. Privacy
Yang berarti adanya resiko data user akan diakses oleh orang lain karena hosting dilakukan secara bersama-sama
3. Compliance
Yang mengacu pada resiko adanya penyimpangan level compliance dari provider terhadap regulasi yang diterapkan oleh user
4. Data Ownership
Mengacu pada resiko kehilangan kepemilikan data begitu data disimpan dalam cloud
5. Data Mobility
Mengacu pada kemungkinan share data antar cloud service dan cara memperoleh kembali data jika suatu saat user melakukan proses terminasi terhadap layanan Cloud Computing. Beberapa pertimbangan lain yang menjadi kendala Cloud Computing khususnya di Indonesia adalah:
1. Ketidakpastian kemampuan penegakan kebijakan keamanan pada provider
2. Kurang memadainya pelatihan dan audit TI
3. Patut dipertanyakan kendali akses istimewa atau super user pada situs provider
4. Ketidakpastian kemampuan untuk memulihkan data
5. Kemiripan data antar pelanggan sehingga kemungkinan tertukar
6. Ketidakpastian kemampuan untuk mengaudit operator
7. Ketidakpastian kontinuitas keberadaan provider
8. Ketidakpastian kepatuhan provider terhadap peraturan. Solusi Migrasi menuju Cloud Computing
Sebagai bahan pembelajaran sebelum memutuskan untuk migrasi ke Cloud Computing, didapatkan beberapa solusi yang perlu diperhatikan. Solusi tersebut terbagi atas enam langkah proses, yaitu:
a. Langkah pertama : Belajar.
Solusi migrasi Cloud dimulai dengan belajar tentang dasar-dasar Cloud Computing dengan cara menghadiri seminar atau workshop, komunikasi dengan vendor, dan membaca.
b. Langkah kedua: Penilaian Organisasi.
Manajer TI harus melakukan penilaian atas kebutuhan TI, struktur, dan pemanfaatan kapasitas yang ada saat ini. Dalam lingkungan Cloud Computing, resource dapat ditambahkan atau dikurangi, semuanya berdasarkan pada kebutuhan dan permintaan, dan akan menjadi sangat penting bagi manajer TI untuk secara obyektif memberikan penilaian atas hal yang menjadi dasar TI organisasi saat ini.
c. Langkah ketiga: Cloud Pilot
Manajer TI harus memilih satu area, bahkan satu proyek khusus untuk menjadi “cloud pilot” dan menilai kemampuannya untuk mengelola dan membawa proyek tersebut supaya bisa memberikan manfaat. Sejalan dengan teknologi baru, terlihat banyak eksperimen murni dengan Cloud Computing. Sering kali, bahkan pada sektor publik, eksperimen tersebut mungkin akan menjadi sesuatu yang “jahat” yang dilakukan oleh individu dan unit kerja tertentu untuk menguji pemanfaatan teknologi. Ini adalah upaya penting, yang harus didukung dan dilaporkan baik di dalam maupun di luar organisasi, sehingga orang lain yang berada di bidang TI dan komunitas yang lebih luas dapat belajar dari kesuksesan dan kegagalan operasional cloud. Dengan demikian, akan sangat penting untuk berbagi mengenai “best practices” maupun pelajaran yang didapat pada Cloud Computing
d. Langkah keempat: Penilaian kesiapan cloud
Setelah penilaian terhadap capaian internal dan eksternal dari cloud pilot, manajer TI kemudian harus memberikan penilaian kesiapan cloud untuk menentukan apakah organisasinya memiliki data dan aplikasi yang dengan mudah bisa dipindahkan ke lingkungan cloud. Sementara penilaian sedang berlangsung, pengambil keputusan TI harus fokus pada pembentukan aturan keputusan apakah data dan aplikasi dapat/tidak ditempatkan dalam bentuk apapun di lingkungan cloud.
e. Langkah kelima: Cloud Rollout Strategy
Pada tahap ini, saatnya untuk memulai rolling-out strategi Cloud Computing, dengan mendapatkan dukungan dari pemimpin organisasi dan staf TI, serta berkomunikasi dengan bagian internal dan eksternal untuk mencapai tujuan, kemajuan, dan mengurangi biaya atau meningkatkan keuntungan dari masingmasing proyek cloud. Sebuah kewajaran untuk suatu operasi organisasi, seperti inovasi teknologi lain sebelumnya dan telah menjadi tools TI, yang digunakan untuk mendukung strategi bagian TI, dan lebih penting lagi yaitu strategi organisasi secara keseluruhan.
f. Langkah keenam: Peningkatan Cloud secara terus-menerus.
Langkah ini adalah tahap akhir, yaitu saat organisasi/bagian/unit tertentu secara terus menerus bergerak menuju data dan aplikasi yang sesuai dengan cloud dan bahkan mungkin kembali dari cloud ke host operasi internal berdasarkan penilaian yang berkesinambungan terhadap penggunaan teknologi cloud yang sesuai untuk bagian tertentu. Pergeseran ke arah aplikasi yang lebih berbasis cloud akan membawa organisasi menemukan kemampuan baru 9 untuk berkomunikasi dan berkolaborasi. Hal ini memerlukan kebijakan yang perlu dibuat dan peraturan operasional yang akan diimplementasikan. Sebagai contoh, harus ada keputusan yang dibuat mengenai siapa yang berhak mengakses file tertentu dan jenis akses yang dimiliki (misalnya, read-only, modify, special permissions).





sumber jurnal :http://enlik09.blogspot.com/2013/05/jurnal-beberapa-kendala-penerapan-cloud.html